Dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah, sekolah, dan di lingkungan masyarakat lain, kita berhubungan dengan teman-teman yang berlainan suku bangsa. Setiap suku bangsa memiliki kebudayaan, termasuk perbedaan sistem norma sosial, nilai-nilai sosial, maupun adat istiadat. Perbedaan inilah yang membuat hubungan sosial menjadi beragam. Hal ini selaras dengan simbol Negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila dengan semboyannya, Bhinneka Tunggal Ika. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.
Bhineka Tunggal Ika bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
Perbedaan adalah hal yang mutlak terjadi, dan sewajarnyalah kita senantiasa menghargai indahnya perbedaan dan keberagaman itu. Tema Harmony in Diversity yang dijunjung tinggi oleh Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya ini menandakan bahwa sangatlah penting bagi khususnya para mahasiswa untuk menghargai perbedaan di lingkungan kampus. Hal ini dikarenakan kampus Universitas Brawijaya memiliki macam-macam fakultas yang terdiri dari berbagai program studi yang beraneka ragam. Belum lagi perbedaan diantara para mahasiswa yang datang dari berbagai pelosok tanah air dengan membawa ciri khas dari daerah-daerahnya sendiri. Bukan tidak mungkin perbedaan itu akan membawa dampak baik bagi almamater tersebut.
Apabila keselarasan tidak ditanamkan sejak dini, terutama pada masyarakat majemuk, seperti di Universitas Brawijaya yang memiliki keragaman sosial, maka dampak negatif tersebut akan menjadi kenyataan. Sebaliknya jika keselarasan di pupuk, maka dampak negatif tersebut tidak akan terjadi, bahkan keragaman kebudayaan dalam masyarakat majemuk akan menjadi suatu sumber kekayaan yang tak ternilai dari masyarakat tersebut.